Minggu, 22 Januari 2012

PENGENALAN TANAMAN TALAS

PENGENALAN TANAMAN TALAS

0816 544 2327
KERIPIK TALAS
0816 544 2327
Talas Bogor
Salah satu jenis talas yang digemari orang ialah Colocasia esculenta L. Schoott atau talas bogor. Bedanya dengan kimpul jenis ini mempunyai daun yang berbentuk hati dengan ujung pelepah daunnya tertancap agak ketengah helai daun sebelah bawah. Warna pelepah bermacammacam. Bunga terdiri atas tangkai seludang dan tongkol. Bunga betinanya terletak di pangkal tongkol, bunga jantan disebelah atasnya, sedang diantaranya terdapat bagian yang menyempit. Pada ujung tongkolnya terletak bungabunga yang mandul, umbinya berbentuk silinder sampai agak membulat. Talas Bogor ini mengandung kristal yang menyebabkan rasa gatal. Terdapat keanekaragaman pada bentuk daun, warna pelepah, bentuk dan rasa umbi serta kandungan kristal. Untuk pertumbuhan talas yang baik diperlukan tanah yang kaya akan humus dan berdrainase baik. Masa tanam yang tepat adalah sebelum musim hujan. Talas berkembang biak dengan anakan, sulur umbi anakan atau pangkal umbi serta bagian pelepah daunnya. Anakan ini perlu dibuang agar umbi induk bisa tumbuh menjadi besar. Tanaman dipanen setelah berumur 6 ¬ 9 bulan. Pada umumnya tanaman ini telah dibudidayakan oleh para petani. Pembudidayaan secara teratur ada di daerah Sumatera Selatan dan Sulawesi Utara, Bengkulu, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan di Kalimantan Barat. Pembudidayaan yang tidak teratur terdapat di daerah DI. Aceh dan Nusa Tenggara Timur. Untuk daerah Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah tanaman ini merupakan tumbuhan liar. Tanaman ini terdapat atau diusahakan petani di pekarangan dan di ladang ladang dekat rumah (menurut hasil survey Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan Tahun 1980). Hasil per rumpun sangat bervariasi yaitu berkisar 0,25 ¬ 6 kg. Pada umumnya para petani melaksanakan penyiangan dan pembumbunan tanaman, kecuali para petani di Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Utara. Sedangkan pemupukan dan pemberantasan hama/penyakit belum pernah dilakukan secara intensif oleh para petani.
Talas Belitung (Kimpul)
Talas belitung dengan nama ilmiah Xanthosoma sagitifolium ini termasuk famili Areacea dan merupakan tumbuhan menahun yang mempunyai umbi batang maupun batang palsu yang sebenarnya adalah tangkai daun. Umbinya digunakan sebagai bahan makanan dengan cara direbus ataupun digoreng. Di Benua Afrika bagian barat, di daerah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat telah dibudidayakan secara teratur oleh para petani. Penanaman talas belitung menggunakan jarak tanam 50 x 50 cm dan 100 x 100 cm. Sedangkan budidaya yang tidak teratur meliputi daerah Aceh, Kalimantan Tengah, Bengkulu, Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pada umumnya tanaman ini diusahakan petani di pekarangan sekitar rumah dan di kebun kebun. Ratarata hasil per rumpun berkisar antara 0,25 ¬ 20 kg. Para petani telah melakukan penyiangan dan pembumbunan tanaman, kecuali di daerah Bengkulu. Pada umumnya para petani tidak melaksanakan pemupukan maupun pemberantasan hama penyakit, kecuali para petani daerah Nusa Tenggara Timur.
Talas Padang
Talas padang, Colocasia gigantea Hook F., hampir sama dengan jenis lainnya yang semarga, ialah Colocasia esculenta. Perbedaannya ialah pada ukuran pohonnya yang lebih besar, bisa mencapai tinggi 2 meter dan tangkai daunnya yang ditutupi lapisan lilin putih, serta urat urat daunnya yang lebih kasar. Umbi induknya cukup besar, akan tetapi tidak enak dimakan. Salah satunya yang telah dibudidayakan mempunyai ukuran pohon yang lebih kecil untuk digunakan daunnya, kultivar ini dikenal dengan nama talas Padang. Jenis ini berasal dari Malaysia. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan (25 ¬ 1.500 m dpl), pada hutan campuran, hutan jati, di rawa rawa dan pada padang alang alang. Menyenangi tempat yang agak terlindung dan lembab. Di Jawa terdapat dari barat sampai ke timur. C. gigantea yang dibudidayakan, dimanfaatkan tangkai dan daunnya saja. Umbinya, menurut analisa mengandung 0,8 % protein kasar. Buahnya yang baunya mirip laja (Alpinia malaccensis) menurut Heyne dapat dimakan. Talas Padang diperbanyak dengan bijinya, anaknya atau bagian pangkal umbinya beserta bagianpelepahnya. Karena yang dimanfaatkan hanya daunnya, maka Anak anaknya dibiarkan tumbuh di sekeliling batangnya. Berbeda dengan C. esculenta, talas ini mudah sekali berbunga dan dapat berbuah serta berbiji banyak. Mengingat ukuran pohon dan umbinya yang besar dan pembungaannya yang mudah, maka C. gigantea mungkin dapat disilangkan dengan C. esculenta yang dapat berbunga. Akan tetapi sebelum meninke persilangan, masih banyak hal yang berhubungan dengan pengetahuan dasar tumbuhan ini yang lebih dahulu harus diteliti.
MANFAAT TALAS
Peluang dan Kandungan Gizi Talas
Talas di Indonesia pada umumnya merupakan makanan tambahan yaitu sebagai makanan diluar nasi dan sebagai bahan pembuat kue, sayur atau lauk pauk. Tetapi di Irian Jaya umbi ini merupakan salah satu makanan pokok, juga di beberapa Pulau Pasifik seperti Melanesia, Fiji, Samoa dan Hawai. Di Hawai talas yang disajikan sebagai bahan makanan pokok disebut poi yaitu talas yang dibuat getuk dan dicampur air kemudian difermentasikan sebelum dimakan. Di Filipina dan Kolumbia, talas merupakan bahan pembuat kue sedang di Brazil talas dibuat menjadi roti. Di Indonesia daun talas biasanya dibuat sayur yang disebut buntil. Penggunaan daun dan tangkai talas sebagai bahan sayuran biasanya dijumpai di pedesaan. Talas merupakan sumber pangan yang penting karena selain merupakan sumber karbohidrat, protein dan lemak, talas juga mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin sehingga dapat dijadikan bahan obat obatan. Sebagai pengganti nasi talas mengandung banyak karbohidrat dan protein yang terkandung dalam umbinya sedangkan daunnya dipergunakan sebagai sumber nabati.
Selain digunakan sebagai bahan pangan talas juga digunakan untuk minuman. Akar rimpangnya jika difermentasikan dan ditambah gula serta semacam jagung
(Kaffir corn) dan air akan menjadi sejenis bir. Penggunaan talas sebagai obat tradisional adalah pembuatan bubur akar rimpang talas yang dipercaya sebagai obat encok. Selain itu cairan akar rimpang sebagai obat bisul, sementara getah daunnya sering digunakan untuk menghentikan pendarahan karena luka dan sebagai obat untuk bengkak. Pelepah dan tangkai daun yang dipanggang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi gatalgatal. Pelepah daun juga diyakini mampu mengobati gigitan kalajengking. Bangsa Swati di Afrika biasa menanam talas
dibelakang gubuk mereka untuk mencegah serangan rayap. Sebagai sumber pakan daun, tangkai dan pelepahnya dapat digunakan sebagai pakan babi. Daun, tangkai dan pelepah yangdipangkas secara berkala dipotongpotong, direbus sampai lunak bersama katul dan sisa makanan lainnya, kemudian diberikan kepada ternak tersebut setelah dingin.
Hasil Olahan Produksi Talas
Talas berpotensi untuk diolah menjadi berbagai jenis
olahan antara lain :
Sebagai Makanan Pokok
Talas dibeberapa daerah Indonesia merupakan makanan pokok pengganti nasi seperti Mentawai (Propinsi Sumatera Barat), Sorong (Propinsi Irian Jaya). Selain Indonesia dibeberapa negara juga digunakan sebagai makanan pokok seperti di Melanesia, Fiji, Samoa, Hawai, Kolumbia, Brasil, Filipina. Di Hawai talas disajikan sebagai makanan pokok yang disebut poi yaitu talas yang dibuat getuk dan dicampur air dan kemudian difermentasikan sebelum dimakan sedangkan di Brasil talas dibuat jadi roti. Didalam program diversifikasi pangan karena merupakan salah satu tanaman sumber penghasil karbohidrat non beras dari golongan umbiumbian selain ubi kayu dan Ubi jalar yang memiliki peranan cukup penting untuk penganekaragaman pangan. Kita mengetahui bahwa kebutuhan karbohidrat dari tahun ke tahun senantiasa mengalami peningkatan sebagai akibat meningkatnya laju pertumbuhan jumlah penduduk. Penyediaan karbohidrat yang hanya bersumber dari beras saja tidak dapat mencukupi kebutuhan sehingga untuk mewujudkan ketahanan panganperlu didukung melalui usaha peningkatan produksi umbi umbian; dan salah satu diantaranya talas. Umbi talas sangat bermanfaat sebagai bahan makanan tambahan maupun sebagai penyangga bahan pangan bagi daerah daerah pada saat terjadinya kelangkaan pangan (musim paceklik) misalnya yang diakibatkan oleh terjadinya kemarau panjang dan sebagainya.
Sebagai Sayuran
Selain itu bagian tanaman yang lain seperti daun dan batangnya juga dapat digunakan sebagai sayuran seperti buntil. Sedangkan akar rimpang maupun getah pada pelepahnya dapat juga dimanfaatkan sebagai obat tradisonal.
Sebagai Olahan Home Industry (Industri Rumah Tangga).
Tanaman talas telah dikenal lama oleh masyarakat luas sebagai bahan makanan dan bahkan telah menjadi komoditas perdagangan. Di beberapa daerah seperti di Jawa Barat, Jawa Timur dan beberapa daerah lainnya umbi talas telah menjadi industri rumah tangga (home industry) dalam bentuk keripik, talas goreng, talas rebus, kolak dan sebagainya sehingga memiliki nilai ekonomi yang baik dan menguntungkan bagi para petani maupun pedagang yang mengusahakannya.
Sebagai Obat Tradisional
Manfaat talas lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional. Seperti bubur akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok; cairan akar rimpang digunakan obat bisul; getah daunnya sering digunakan untuk menghentikan pendarahan karena luka dan obat bengkak. Pelepah dan tangkai daunnya yang telah dipanggang dapat digunakan untuk mengurangi rasa gatalgatal, bahkan pelepah daunnya juga dapat sebagai obat gigitan kalajengking. Bangsa Sawati di Afrika biasa menanam talas dibelakang gubuk untuk mencegah serangan rayap. Umbi talas dapat sebagai penguat gigi, hal ini dapat dibuktikan pada orang Melanesia ternyata giginya lebih kuat dan bagus (mencegah kerusakan gigi) daripada mereka yang makanan pokoknya sagu dan biji bijian. Karena makanan umbi talas menyebabkan kebasaan lebih tinggi. Sedangkan keasaman adalah salah satu biang keladi rusaknya lapisan gigi. Jadi dengan tingginya kebasaan kemungkinan rusaknya lapisan pelindung gigi menjadi lebih kecil sehingga gigi menjadi tetap kuat, sehat dan bagus.
Sebagai Makanan Ternak
Talas ternyata juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan babi, terutama bagian daun, tangkai dan pelepah. Bagian tersebut dipangkas secara kontinyu, dapat digunakan sebagai makanan tambahan untuk babi. Caramenggunakannya daun dan tangkai dipotong potong laludirebus sampai lunak bersama bekatul dan makanan lainnya.
Tepung Talas
Dewasa ini tepung talas sudah cukup banyak dijumpai di pasaran. Hal ini menunjukkan makin berkembangnya aneka ragam makanan di masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Jawa yang menempatkan talas sebagai salah satu bahan dasar pembuatan makanan. Cara pembuatan tepung talas ini dengan menggunakan talas bentul, talas ketan dan talas lampung adalah sebagai berikut; talas yang telah dipanen dikupas sampai bersih, kemudian dicuci menggunakan air. Setelah bersih umbi dirajang tipis tipis dan dimasukkan kedalam larutan bahan kimia (natrium metabisulfit, asam sitrat dan asam askorbat) selama 20 menit. Selanjutnya hasil rajangan dikeringkan menggunakan cahaya matahari. Setelah kering rajangan digiling dan diayak untuk mendapatkan tepung talas.
Enyek enyek Talas
Enyekenyek merupakan makanan ringan berbentuk seperti kerupuk dan popular di kalangan masyarakat Sunda. Namun demikian jenis makanan ini kemungkinan besar juga dapat dijumpai di seantero tanah air dengan nama yang berbeda. Bahan yang diperlukan meliputi tepung talas (1 kg), air (875 ml), bawang bakung (50 gr), bawang merah (100 g), cabai merah (75 g), ketumbar (10g), telur ( 1 butir), garam halus (20 g) dan gula halus (30 g). Sedangkan alat yang diperlukan adalah mangkok, sendok, alat pengocok, alat pengukus dan kompor. Cara pembuatannya, tepug talas ditambah air untuk membuat adonan. Kemudian bumbu bumbu bawang bakung (50 g), bwang merah (100 g), cabai merah (75 g), ketumbar (10 g), telur (1 butir), garam halus (20 g) dan gula halus (30 g) ditambahkan kedalam adonan, dicetak dan dikukus. Tahap terakhir adalah memotong motong hasil kukusan sesuai selera.
Dodol Talas
Hampir semua kalangan masyarakat di Indonesia mengenal jenis makanan ini. Dodol berbahan dasar talas ini juga mempunyai citarasa yang tidak berbeda dengan dodol pada umumnya yaitu manis dan agak lengket. Bahan yang diperlukan adalah tepung talas (200 g), kelapa 1 butir, garam dapur (4 g), gula pasir (300 g), gula merah (120 g), mentega (5 g), coklat (25 g), vanili (secukupnya) dan air ( 1 lt), gula halus (30 g). Sedangkan alat yang diperlukan adalah mangkok, sendok, alat pengocok, alat pengukus dan kompor. Pembuatan dodol talas, santan kelapa encer dicampur dengan tepung talas dan garam dapur. Campuran tersebut kemudian ditambah dengan santan kelapa pekat. Selanjutnya gula pasir, gula merah, coklat, susu, vanili dan margarin. Adonan lalu dicetak dan didinginkan selama 1 malam. Sesudah itu adonan dipotong potong.
Cheese Stick Talas

0816 544 2327
Cheese stick merupakan jenis makanan yang berasal dari luar Indonesia yang menempatkan keju sebagai pembentuk cita rasa. Bahan yang perlu disiapkan adalah tepung talas 450 g, keju 250 g, telur 4 butir, soda kue 1 sendok teh, garam 1 sendok teh, dan air 50 cc. Pembuatannya tepung talas dicampur dengan garam dan soda kue, diaduk dan ditambahkan keju parut, telur dan air. Selanjutnya dicetakdalam cetakan mie, dipotongpotong dan digoreng.
seriale online in romana